Di Tengah Efisiensi: ImeskaFam Bukber Kolaborasi Hexahelix Potluck
Jakarta, ImeskaFam (29 Ramadhan 1446-29 Maret 2025)
Di tengah efisiensi yang berjalan di bawah Kabinet Merah Putih (2024-2029) sekarang ini, kami punya cara sendiri untuk berbuka bersama (Bukber). Alasan efisiensi adalah karena berbagai hal yang bisa pembaca ikuti di media cetak, online dan digital.
Tentu saja pendapatan berkurang karena berbagai sebab. Kita semua mencari cara sendiri, termasuk keluarga kami untuk atasi masalah keuangan ini. Niat kita tanpa pretensi, silaturrahim, suasana batin, rasa kekeluargaan yang mendalam tetap terjaga.
Di tengah efisiensi yang berjalan di bawah Kabinet Merah Putih (2024-2029) sekarang ini, kami punya cara sendiri untuk berbuka bersama (Bukber). Alasan efisiensi adalah karena berbagai hal yang bisa pembaca ikuti di media cetak, online dan digital.
Tentu saja pendapatan berkurang karena berbagai sebab. Kita semua mencari cara sendiri, termasuk keluarga kami untuk atasi masalah keuangan ini. Niat kita tanpa pretensi, silaturrahim, suasana batin, rasa kekeluargaan yang mendalam tetap terjaga.

Caranya sederhana tetapi terasa manfaatnya. Kami melaksanakan Bukber dengan pendekatan dan metoda Hexahelix potluck.
Kata Kunci
Konsep hexahelix merupakan kolaborasi quadruplehelix dan quintuple helix innovation sebagai solusi yang mampu mewujudkan percepatan program – program yang telah ditetapkan melalui sinergi antar elemen yang ada (Firmansyah et al., 2022).
Sementara Potluck adalah suatu kegiatan yang mengharuskan setiap pesertanya berkumpul serta membawa makanan sendiri. Biasanya, acara ini kerap dilakukan di tempat kerja atau dibarengi dengan piknik (internet).
Patungan
Secara kultural konsep hexahelix dan potluck sudah berjalan dan dilaksanakan oleh komunitas dan warga di berbagai nagari, desa, dusun dan kampung.
Secara sederhana inilah konsep gotong royong. Di Pariaman biasanya badoncek. Yaitu bila ada hajat besar dalam suku dan nagari, warga mengumpulkan dana dalam satu pertemuan besar.
Masing-masing menyebutkan angka donasi mereka untuk tujuan atau hajat besar bersama tadi. Pada wilayah, suku dan komunitas lain tentu ada juga, dan mungkin berbeda caranya.
Mau membangun Masjid, Surau, Pesantren, Madrasah dan apa saja yang memerlukan dana besar, biasanya umat Islam selalu mengumpulkan donasi atau bantuan. Baik uang, material maupun non-material. Inilah yang disebut sadaqah jariah, sadaqah, infak, zakat dan celengan atau kotak dan ada yang menyebut tromol masjid dan sebagainya.
Klik lagi : Gallery Italy
Akan tetapi untuk berbuka bersama biasanya kalau ada tokoh atau keluarga yang mengundang, tokoh atau keluarga itu menanggung semuanya.
Cara lain, tak kalah banyaknya yang dilaksanakan dengan beriyuran sejumlah uang dari masing-masing peserta. Oleh tim kecil di atur pembayarannya dari hasil iyuran tadi.
Tak jarang juga gaya modern perkotaaan masing-masing bayar sendiri. Bahkan pada budaya masyarakat warga negara tertentu di Amerika dan Eropa masing-masing peserta diberitahu setelah total angka bill-kwitansi pembayaran datang.
Mereka membagi bayaran total tadi sama rata. Meski porsi dan jenis makan mereka berbeda, namun mereka rela dengan membayar masing-masing sama.
Meringankan, Tak Minder dan Bossy
Potluck bukber keluarga kami kali ini sederhana sekali. Masing-masing keluarga melaporkan apa yang akan dibawa untuk senja berbuka. Tentu sesuai dengan kepandaian mereka memasak, kecendrungan selera, kecepatan dan ketepatan waktu serta kemudahan lainnya.Kali ini keluarga kami terdiri atas 7 (tujuh) kepala keluarga (KK). Dengan total jiwa 30 orang. Maka dari 7 keluarga itu, para ibu apa yang akan dibawa masing-masing senja ini.
Mereka yang 30 orang tadi adalah di antara diaspora dari kampung suami dan saya, Jakarta dan Bandung yang satu "paruik" -perut (rahim).
Kalau keluarga lain paruik apa lagi satu nagari dan berbilang rantau dalam dan luar negeri, sangatlah banyaknya. Mereka berserak di berbabagai wilayayh tanah air dan mancanegara.
Tahun ini, akibat efisiensi tak banyak yang pulkam, mudik dan kembali ke kampung. Meskipun banyak fasilitas pihak tertentu sediakan transportasi mudik gratis, dan itu memang meringankan.
Akan tetapi harga diri di kampung tak cukup hanya dengan bersalalaman minta maaf kepada warga yang bertahun tak bersua. Ada gengsi sosial lain yang sulit terpenuhi. Maka mudik kali ini di-delete.
Kembali kie Bukber, kalau dulu tuan rumah tempatnya berbukalah yang menanggung semuanya. Yang lain hanya membawa ala kadarnya tanpa melaporkan secara rinci. Kali ini berbeda. Secara gamblang menulis apa saja yang dibawa. Siapa yang menanak nasi. Dan siapa yang menyediakan air minum, perbukaan, lauk-pauk dan jenis serta porsinya dan sebagainya.
Dengan begitu, kesulitan menjadi ringan dan lebih dari itu rasa kebersamaan, cinta dan kasih-sayang semakin kental.
Kembali kie Bukber, kalau dulu tuan rumah tempatnya berbukalah yang menanggung semuanya. Yang lain hanya membawa ala kadarnya tanpa melaporkan secara rinci. Kali ini berbeda. Secara gamblang menulis apa saja yang dibawa. Siapa yang menanak nasi. Dan siapa yang menyediakan air minum, perbukaan, lauk-pauk dan jenis serta porsinya dan sebagainya.
Dengan begitu, kesulitan menjadi ringan dan lebih dari itu rasa kebersamaan, cinta dan kasih-sayang semakin kental.
Tentu ada yang membawa hidangan yang mahal dan sangat tidak terjangkau oleh anggota yang lain, tetapi banyak pula yang enak-enak tetapi murah, bergizi dan halal datang dari pihak mayoritaas lainnya. Artinya selera menjadi lebih elastis dan tak kurang pula mutunya.
Baca juga: Di Bawah Matahari
Dengan begitu rasa kekeluargaan mendalam terpeliharan. Terhindar dari perasaan "minder" . Minder merupakan keadaan dimana sesorang merasa tidak percaya diri akan kemampuannya, merasa dirinya rendah dan orang lain lebih tinggi darinya, selalu merasa bahwa dirinya tidak mampu.
Atau sebaliknya "bossy". Bossy adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan seseorang yang suka memerintah, mengatur, dan mengontrol orang lain atau membayar setiap jamuan bersama, meskipun dengan niat baik.
Walaupun ada pribahasa Melayu,"sepandai-pandai mencencang, landasan akan kena juga". Namun dibalik itu, semua merasa senang dan setara. (*)
Komentar
Posting Komentar